Mau Jadi Jilboobers ? Nggak Rela !!

  • 0


          Assalamu'alaikum sobat Foris semua, jumpa lagi di web yang membahas semua tentang islam all-forislam.blogspot.com. Kali ini kita bakalan membahas tentang "Mau Jadi Jilboobers ? Nggak Rela !!". Nah, penasaran  bagaimana penjelasannya ? langsung aja kita bahas lebih lanjut.

            Ada satu komunitas berjilbab gaul yang menamakan diri dengan jilboobs. Yang dimaksud di sini adalah memakai penutup kepala namun pakaiannya ketat. Hingga -maaf- bokong dan payudara masih terlihat seksi dan montok. Bagaimana hukum wanita yang berpenampilan seperti ini? Sudahkah menemuhi ketentuan jilbab yang sempurna?. Jelas yang seperti ini jauh dari kata sempurna karena hakikatnya secara makna syariat, aurat adalah bagian tubuh yang haram dilihat dan karena itu harus di tutup. Khusus bagi muslimah,auratnya adalah semua bagian tubuhnya,kecuali wajah dan telapak tangannya. Menutup aurat bagi perempuan itu wajib hukumnya, di al-qur’an pun dijelaskan dalam surat An-Nur ayat 30-31. Yang berbunyi :

قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ (30) وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آَبَائِهِنَّ أَوْ آَبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاءِ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (31)

Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An Nur: 30-31).

Berikut gambaran dari pakaian yang di syari’atkan dalam islam dan tidak :

Pakaian Menurut Islam

 

Pakaian yang tidak sesuai syariat islam

 
            
Sampai disini ulasan tentang “ Mau Jadi Jilboobers ? Nggak Rela !! dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa aurat wanita harus benar – benar dijaga. Karena wanita adalah hamba Allah yang di mulyakan dalam Alqu’an. Maka dari mari kita berpakain yang sesuai dengan syari’at meninggalkan pakian ketat semua yang melawan syari’at islam. Dengan menjaga busana kita, berati kita menghormati diri kita sendiri dan orang di sekitar kita. Sekian sahabat forsa semoga hal kecil ini bisa membuat kita lebih dekat pada Sang Pencipta. Jumpa lagi artikel berikutnya.

Sabar, Bukan Tawaran !!



          Assalamu'alaikum sobat Foris semua, jumpa lagi di web yang membahas semua tentang islam all-forislam.blogspot.com. Kali ini kita bakalan membahas tentang "Sabar, Bukan Tawaran !!". Nah, penasaran  bagaimana penjelasannya ? langsung aja kita bahas lebih lanjut.

            Hidup kita pada hakekatnya adalah ujian. Melalu ujian kehidupan, nilai amal dan tingkat keimanan kita akan bisa kita ketahui. Ujian kehidupan selalu memiliki dua bentuk; kenikmatan dan kesengsaraan. Ada kekayaan dan kemiskinan. Ada kesehatan dan penyakit. Ada kesempurnaan fisik dan ada kecacatan fisik. Ada kelapangan dan ada kesempitan. Ada jalan mendaki dan ada jalan menurun. Dalam semua keadaan tersebut, kita sedang diuji.

Bagaimana cara yang benar untuk mengukur tingkat kesabaran dan kesyukuran kita? Tentang hal ini, sahabat Abdullah bin Amru bin Ash radhiyallahu ‘anhu berkata: “Saya telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:

خَصْلَتَانِ مَنْ كَانَتَا فِيهِ كَتَبَهُ اللَّهُ شَاكِرًا صَابِرًا، وَمَنْ لَمْ تَكُونَا فِيهِ لَمْ يَكْتُبْهُ اللَّهُ شَاكِرًا وَلَا صَابِرًا، مَنْ نَظَرَ فِي دِينِهِ إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَهُ فَاقْتَدَى بِهِ، وَنَظَرَ فِي دُنْيَاهُ إِلَى مَنْ هُوَ دُونَهُ فَحَمِدَ اللَّهَ عَلَى مَا فَضَّلَهُ بِهِ عَلَيْهِ كَتَبَهُ اللَّهُ شَاكِرًا وَصَابِرًا، وَمَنْ نَظَرَ فِي دِينِهِ إِلَى مَنْ هُوَ دُونَهُ، وَنَظَرَ فِي دُنْيَاهُ إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَهُ فَأَسِفَ عَلَى مَا فَاتَهُ مِنْهُ لَمْ يَكْتُبْهُ اللَّهُ شَاكِرًا وَلَا صَابِرًا

“Ada dua sifat yang jika terdapat pada diri seorang hamba, niscaya Allah mencatat hamba tersebut sebagai seorang hamba yang bersyukur dan bersabar. Dan barangsiapa pada dirinya tidak terdapat dua sifat tersebut, maka Allah tidak mencatatnya sebagai hamba yang bersyukur dan tidak pula hamba yang bersabar.

Di dalam Al-Qur’an banyak sekali firman-firman Allah yang menyebutkan tentang keutamaan sikap sabar, dalam buku yang amat ringkas ini, tidak mungkin bagi kami untuk menyebutkan semua ayat yang menyebutkan keutamaan sikap sabar, namun demikian kami akan memaparkan sebagian ayat-ayat Al-Qur’an yang menyebutkan keutamaan sikap sabar, antara lain:

·         Allah Subhaanahu Wata'aala mengkaitkan keberuntungan dengan sikap sabar dalam firman-Nya:
يا أيها الذين آمنوا اصبروا وصابروا ورابطوا واتقوا الله لعلكم تفلحون
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (Ali Imran: 200).
·         Allah melipatgandakan pahala bagi orang-orang yang bersabar dengan gandaan yang lebih besar daripada orang-orang selain mereka.
أولئك يؤتون أجرهم مرتين بما صبروا
“Mereka itu diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka.” (Al-Qashash: 54)
dan Allah berfirman:
إنما يوفى الصابرون أجرهم بغير حساب
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa batas.” (Az-Zumar: 10).
·         Allah Subhaanahu Wata'aala mengkaitkan kepemimpinan dalam agama dengan sikap sabar di samping dengan keyakinan (keimanan).
وجعلنا منهم أئمة يهدون بأمرنا لما صبروا وكانوا بآياتنا يوقنون
“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.” (As-Sajdah: 24).
·         Kemenangan akan diraih oleh orang-orang yang bersabar dimana Allah turut serta bersama mereka:
إن الله مع الصابرين
“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah: 153).
·         Allah akan memberi tiga macam kebaikan ini yang tidak akan didapat sekaligus oleh orang yang tidak sabar, sebagaimana firman Allah:
أولئك عليهم صلوات من ربهم ورحمة وأولئك هم المهتدون
“Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Al-Baqarah: 157).
·         Allah Subhaanahu Wata'aala telah menjadikan sikap sabar sebagai pertolongan dan persiapan, untuk itu Allah memerintahkan manusia untuk menjadikan sabar sebagai penolong, maka Allah berfirman:
واستعينوا بالصبر والصلاة
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu.” (Al-Baqarah: 45).
·         Allah Subhaanahu Wata'aala telah mengkaitkan kemenangan dengan bersabar dan bertaqwa, maka Allah berfirman:
بلى إن تصبروا وتتقوا ويأتوكم من فورهم هذا يمددكم ربكم بخمسة آلاف من الملائكة مسومين
“Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bertaqwa dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda.” (Ali Imran: 125).
·         Allah Subhaanahu Wata'aala telah menjadikan sabar dan taqwa sebagai benteng yang kokoh untuk melindungi diri dari tipu daya dan makar musuh serta kejahatan lainnya, tidak ada perlindungan yang lebih kokoh dari pada kedua sikap itu.
وإن تصبروا وتتقوا لا يضركم كيدهم شيئا
“Jika kamu bersabar dan bertaqwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu.” (Ali Imran: 120).
·         Sesungguhnya para malaikat akan mengucapkan salam sejahtera kepada orang-orang beriman kelak di Surga karena kesabaran mereka, sebagaimana firman Allah:
جنات عدن يدخلونها ومن صلح من آبائهم وأزواجهم وذرياتهم والملائكة يدخلون عليهم من كل باب (23) سلام عليكم بما صبرتم فنعم عقبى الدار
“Sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan): “Salamun ‘alaikum bima shabartum”. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (Ar-Ra’d: 23-24).
·         Ampunan dan pahala yang amat besar akan didapat oleh seorang hamba dengan sikap sabar dan perbuatan baik, maka Allah berfirman:
إلا الذين صبروا وعملوا الصالحات أولئك لهم مغفرة وأجر كبير
“Kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal shalih; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar.” (Huud: 11).
·         Sabar dalam menghadapi musibah telah Allah jadikan sebagai bagian dari hal-hal yang diutamakan, Allah berfirman:
ولمن صبر وغفر إن ذلك لمن عزم الأمور
“Tetapi orang yang bersabar dan mema’afkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.” (Asy-Syura: 43)
·         Allah telah menjadikan cinta-Nya untuk orang-orang yang sabar.
والله يحب الصابرين
“Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (Ali-Imran: 146)
·         Sesungguhnya Allah Subhaanahu Wata'aala telah berfirman tentang sifat-sifat yang baik dan bahwa sifat-sifat yang baik itu tidak akan didapat kecuali oleh orang-orang yang sabar, sebagaimana firman-Nya:
وما يلقاها إلا الذين صبروا وما يلقاها إلا ذو حظ عظيم
“Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar.” (Fushshilat: 35).
·         Sesungguhnya Allah Subhaanahu Wata'aala telah mengkhabarkan bahwa yang bisa mengambil manfaat dari tanda-tanda kebesaran Allah adalah orang-orang yang bersabar dan bersyukur, sebagaimana firman Allah:
إن في ذلك لآيات لكل صبار شكور
“Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang penyabar dan banyak bersyukur.”(Ibrahim: 5, Luqman: 31, Saba: 19, dan Asy-Syura: 31).
Berkata Ibnul Qayyim: “Firman Allah yang tersebut di empat tempat ini merupakan bukti yang menunjukkan bahwa tanda-tanda kebesaran Allah hanya bisa diambil manfaatnya oleh mereka yang bersabar dan bersyukur.” [Uddah Ash-Shabirin hal. 75.]
·         Sesungguhnya Allah Subhaanahu Wata'aala telah memberikan pujian dan sanjungan yang amat mendalam kepada Nabi Ayyub karena sikap sabar yang melekat pada dirinya.
إنا وجدناه صابرا نعم العبد إنه أواب
“Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat ta’at (kepada Rabbnya).”(Shad: 44).
·         Sesungguhnya Allah Subhaanahu Wata'aala telah menetapkan kerugian yang sebenar-benarnya kerugian bagi setiap orang yang tidak melakukan perbuatan baik, tidak beriman dan tidak termasuk dalam golongan orang-orang yang saling menasehati dalam melakukan kebenaran dan kesabaran.
والعصر (1) إن الإنسان لفي خسر (2) إلا الذين آمنوا وعملوا الصالحات وتواصوا بالحق وتواصوا بالصبر
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.” (Al-Ashr: 1-3). 
Berkata Imam Asy-Syafi’i: “Seandainya tiap-tiap manusia bertafakkur tentang firman Allah ini maka firman ini akan mencukupi mereka”, “demikian itu karena kesempurnaan seorang hamba terletak pada kesempurnaan dua kekuatannya, yaitu; kekuatan dalam berbuat dan kekuatan dalam berilmu, yakni; iman dan amal shalih. Dan sebagaimana manusia butuh untuk menyempurnakan dirinya, ia pun butuh untuk menyempurnakan orang lain, yaitu saling menasehati dalam hal kebenaran, dan landasan untuk melakukan hal itu tidak lain adalah kesabaran. [Uddah Ash-Shabirin hal. 75.]
·         Sesungguhnya Allah Subhaanahu Wata'aala telah memberikan ciri untuk mengenali manusia dari golongan kanan yang akan masuk Surga, yaitu bahwa mereka adalah golongan orang-orang yang bersabar dan berkasih sayang. Kedua sifat ini melekat pada pribadi-pribadi golongan kanan dan mereka menganjurkan orang-orang lain untuk melakukan kedua sifat tersebut, maka Allah Subhaanahu Wata'aala berfirman:
ثم كان من الذين آمنوا وتواصوا بالصبر وتواصوا بالمرحمة (17) أولئك أصحاب الميمنة
“Dan dia (tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan.” (Al-Balad: 17-18).
·         Sesungguhnya Allah Subhaanahu Wata'aala telah menyandingkan sikap sabar dengan pondasi-pondasi iman, rukun-rukun Islam, serta nilai-nilai Islam yang amat tinggi, maka Allah menyandingkan sikap sabar dengan shalat:
واستعينوا بالصبر والصلاة
“Dan jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu.” (Al-Baqarah: 45).
Menyandingkan sikap sabar dengan perbuatan baik secara universal:
إلا الذين صبروا وعملوا الصالحات
“Kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal shaleh” (Huud: 11).
Menyandingkan sikap sabar dengan taqwa:
إنه من يتق ويصبر
“Sesungguhnya barangsiapa yang bertaqwa dan bersabar” (Yusuf: 90).
Menyandingkan sikap sabar dengan bersyukur:
إن في ذلك لآيات لكل صبار شكور
“Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang penyabar dan banyak bersyukur.”(Ibrahim: 5).

Sampai disini ulasan tentang “Sabar, Bukan Tawaran” dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa mengingat banyaknya hadis serta surat yang menyuarakan kita untuk berlaku sabar serta bagaimana keuntungan yang akan kita dapatkan. Kita sebagai manusia yang beriman, sabar bukan lah tawaran melaikan sebuah kebutuhan. Karena dimana kita hidup disitu akan ada cobaan untuk membantu kita menjadi pribadi yang lebih berguna dan bermanfaat. Semoga dengan artikel sederhana ini bsia membuat kita menjadi hamba Allah yang lebih baik dari sebelumnya. Sekian sahabat forsa jumpa lagi artikel berikutnya.

Mantabnya Sholat Hajat !


          
Assalamu'alaikum sobat Foris semua, jumpa lagi di web yang membahas semua tentang islam all-forislam.blogspot.com. Kali ini kita bakalan membahas tentang "Mantabnya Sholat Hajat !!". Nah, penasaran  bagaimana penjelasannya ? langsung aja kita bahas lebih lanjut.

Sebelumnya Shalat hajat adalah shalat sunnat yang dilakukan seorang muslim yang memiliki hajat tertentu dan ia ingin hajat tersebut dikabulkan oleh Allah swt. Shalat hajat dilakukan minimal 2 raka'at dan maksimal 12 raka'at dengan salam setiap 2 rakaat. Shalat ini dapat dilakukan kapan saja asalkan tidak pada waktu-waktu yang dilarang untuk melakukan shalat.

Lantas, apakah ada keutamaan dari melaksanakan sholat hajat ?. Berdasarkan Sabda Rasulullah:
"Siapa yang berwudhu dan sempurna wudhunya, kemudian shalat dua rakaat (shalat Hajat) dan sempurna rakaatnya maka Allah berikan apa yang ia pinta cepat atau lambat." (HR. Ahmad)
Diriwayatkan dari Abu Sirah an-Nakh'iy, dia berkata, "sesungguhnya laki-laki mnempuh perjalanan dari Yaman. Di tengah perjalanan keledainya mati, lalu dia mengambil wudhu kemudian shalat dua rakaat, setelah itu berdoa. Dia mengucapkan, "Ya Allah, sesungguhnya saya datang dari negeri yang sangat jauh guna berjuang di jalan=Mu dan mencari ridha-Mu. Saya bersaksi bahwasanya Engkau menghidupkan makhluk yang mati dan membangkitkan manuisa dari kuburnya, janganlah Engkau jadikan saya berhutang budi terhadap seseorang pada hari ini. Pada hari ini saya memohon kepada Engkau supaya membangkitkan keledaiku yang telah mati ini." maka, keledai itu bangun seketika, lalu mengibaskan dedua telinganya." (HR. Baihaqi).
         Kapan saja kita bisa melaksanakan sholat hajat ? waktu sholat Hajat tidak tertentu, namun tidak diperbolehkan mengerjakan sholat Hajat pada waktu yang dilarang seperti setelah sholat Ashar dan setelah sholat Subuh. Dalam melaksanakan sholat hajat ada do’a yang di sunnahkan menurut hadist berikut :
“Barangsiapa yang memunyai kebutuhan (hajat) kepada Allah atau salah seorang manusia dari anak-cucu adam, maka wudhulah dengan sebaik-baik wudhu. Kemudian shalat dua rakaat (shalat hajat), lalu memuji kepada Allah, mengucapkan salawat kepada Nabi saw Setelah itu, mengucapkan “Laa illah illallohul haliimul kariimu, subhaanallohi robbil ‘arsyil ‘azhiim… (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah)
 

 Sampai disini ulasan tentang “Mantabnya Sholat Hajat !!” dari sini kita dapat menyimpulkan setiap saat setiap waktu Allat selalu bersama kita. Jika kita merasa butuh atau mempunyai hajat maka kita bisa berserah diri pada Allah dengan berusaha semaksimal mungkin. Semoga kita bisa menjadi hamba-Nya yang selalu bertaqwa dan bersahaja. Sekian sahabat forsa jumpa lagi artikel berikutnya.